Rabu, 28 Oktober 2009

Makna Kematian & Kebangkitan Kristus



Pengantar

Kematian dan kebangkitan Kristus merupakan dua puncak dari dua peristiwa yang berbeda, namun tak dapat dipisahkan. Kematian merupakan puncak penderitaan bahkan ketika Yesus dikuburkan, merupakan puncak perendahan yang paling dalam. Sedangkan kebangkitan Kristus merupakan puncak kemenangan dalam karya penyelamatan.

Kebangkitan membuktikan bahwa salib dan kematian Yesus pada jum’at agung, bukanlah tanda kekalahan dan akhir dari riwayat-Nya. Kebangkitan menunjukkan atau menandakan bahwa kayu salib, bukan kayu kematian, melainkan kayu kehidupan. Kebangkitan membuktikan bahwa jum’at agung, bukan jum’at kelabu atau hari perkabungan, melainkan wujud anugrah Allah yang dapat mengatasi masa depan yang kelabu. Kematian dan kebangkitan Kristus memproklamirkan seiap Dia yang sebenarnya dan sebagai doktrin yang fundamental bagi kekristenan. Apakah hikmah dan makna dari kematian dan kebangkitan Kristus? bagaimana agar melalui kematian dan kebangkitan Kristus iman kita ditingkatkan? Apakah dampaknya bagi kehidupan kita?

Hikmah dan Makna Kematian Kristus

Kristus mati untuk orang lain atau sebagai pengganti orang berdosa. Alkitab mengatakan: “Penyakit kita yang ditanggungNya, Dia tertikam karena pemberontakan kita, kejahatan kita ditimpakan kepadaNya” (Yes 53:3-6). “...Kristus telah mati untuk kita ketika kita masih berdosa (Rm 5:6,8)). “Kristus mati karena dosa-dosa kita …” (1 Kor 15:3). “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatnya menjadi dosa karena kita” (2 Kor 5:21). ”Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib…” 1 Ptr 2;240. “Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita…” (1 Ptr 3:18). Sebelum peristiwa penyaliban, Yesus memberitahukan bahwa Ia datang untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang (Mrk 10:45).

Kematian Kristus memenuhi semua tuntutan yang Allah kehendaki. Kejatuhan manusia ke dalam dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah (1 Yoh 3:4). Pelanggaran ini mengakibatkan manusia mati secara rohani (Rm 3:23 Ef 2:1-3) atau putus hubungan dengan Allah (Yes 59:1-2). Walaupun Allah Maha Kasih (1 Yoh 4:8), tetapi Ia juga Allah yang Maha Adil yang menuntut agar dosa diselesaikan dengan tuntas. Namun manusia tidak berdaya untuk menyelesaikan masalah keberdosaannya. Solusinya adalah harus ada pengganti orang berdosa yang tidak berdosa. Dan pengganti satu-satunya yang memenuhi tuntutan Allah adalah Krisatus yang rela mati di kayu salib (Rm 3:25-26). Kematian Kristus juga mendatangkan damai bagi manusia dengan Allah (rekonsiliasi). Melalui kematian Kristus perseteruan antara manusia dengan Allah dapat diatasi (Rm 5:1-2,10-11). Singkatnya, kematian Kristus menciptakan pendamaian. Baik itu dengan Allah, sesame, diri sendiri, maupun dengan alam.

Kematian Kristus merupakan korban penebusan (Mat 20:28 bd. Mrk 10:45). Melalui kematian Kristus, manusia ditebus dari kutuk Hukum Taurat (Gal 3:13) dan ditebus menjadi milikNya (Rm 7:4; 1 Kor 6:19-20). Dengan kata lain bahw akematian Kristus menjadikan orang berdosa menjadi orang benar, yakni dibenarkan atau dianggap benar oleh Allah di dalam Kristus. kita yang percaya kepada Kristus telah memperoleh pembenaran oleh Allah.


Hikmah dan Makna kebangkitan Kristus


Mengapa kebangkitan Kristus itu penting? Alasannya adalah sebagai berikut:
a. membuktikan hakekat diriNya sebagai Allah sejati dan manusia sejati (KPR 2:36),
b. menunjukkan bahwa karyaNya bagi keselamatan manusia tak perlu diragukan, yakni pengorbananNya berkenan kepada Allah (Rm 4:25),
c. KebangkitanNya membuktikan bahwa ia bukan pembohong, sebab ia mengatakan bahwa ia akan bangkit pada hari ketiga dan hal itu tergenapi.

Apakah hikmah dari kebangkitan Kristus? kiebangkitan Kristus ataui dikenal dengan sebutan PASKAH, membawa hikmah bagi kita antara lain:

menyediakan keselamatan bagi manusia sejagat (Kel 12:13,23,27; Ef 2:8-9). Allah tidak menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat (2 Ptr 3:9). Walaupun keselamatan disediakan di dalam Kristus bagi semua orang dari segala bangsa, namun keselamatan akan dialami hanya oleh orang yang percaya dan beriman kepada Yesus yang mati di salibkan dan bangkit pada hari yang ketiga dan telah naik ke sorga (Yoh 3:14-18,36; 1 Kor 15:3-4).

Kebangkitan Kristus menjamin kebangkitan kebangkitan orang yang percaya atau beriman kepada Yesus (1 Kor 15:12-17). Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka semua pemberitaan tentang Dia hanyalah sebuah isapan jempol (bohong) belaka, masa depan kita suram dan kekristenan kehilangan keunikannya.

Kebangkitan Kristus membuktikan kekalahan maut atau kematian (1 Kor 15:26,54,55). Jika demikian, maka kematian tidak lagi menjadi ‘momok’ bagi kaum dan pengikut Kristus. bahkan maut atau kematian tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah (Rm 8:37-38).

Kebangkitan Kristus mendudukkan kita bersama-sama dengan Kristus (Ef 2:4-6). Dengan kata lain, kebangkitan Kristus menjamin kehidupan kita di dunia kebakaan.

Kebangkitan Kristus membawa kita pada posisi yang istimewa. Di tempatkan bersama Kristus merupakan kunci untuk saling menghargai. Hidup bersama Kristus merupakan hidup yang berarti, aman dan sukses.

Peningkatan Iman

Kematian dan kebangkitan Kristus menyediakan keselamatan atau hidup kekal bagi setiap orang dari segala bangsa. Tetapi bagaimanakah setiap orang memiliki keselamatan yang ada di dalam Kristus?

Langkah pertama: menyadari diri bahwa diri sendiri sebagai atau dalam kondisi pendosa (berbahaya) dan bertekad meninggalkan dosa. Contoh: anak yang hilang (Lukas 15:17-21).

Langkah kedua: menyadari bahwa semua usaha untuk menyelamartklan diri adalah sia-sia (Ef 2:8-9). Karena dosa telah merusak manusia secara total, maka segala sesuatu yang diperbuat manusia dalam rangka menyelamatkan dirinya tidak memenuhi syarat yang Allah kehendaki.

Langkah ketiga: menyetujui jalan yang telah Allah tetapkan bahwa keselamatan adalah pemberian Allah di dalam dan melalui Kristus. (1 Ptr 2:24; 3:18 bd. Ef 2:8-9).

Langkah keempat: bersedia membuka hati untuk menerima Yesus sebagai TUHAN dan juruselamat atau memberi diri untuk diterima oleh Yesus (Yoh 1;12). Dan barangsiapa percaya dan menerima Yesus memiliki hidup yang kekal (1 Yoh 5:13 bd. Yoh 5:24; 10:28-30; Rm 5:8-11), dan juga menjadi ciptaan baru (2 Kor 5:17). Yang menjadi pertanyaan adalah: “Apakah saya sudah mengalami empat langkah tersebut?”

Dampak Menerima Kristus Bagi Perubahan Hidup

Kehidupan baru di dalam Kristus mengakibatkan moral dan etika menjadi baik. Hidup yang diperbaharui. Yesus berkata bahwa pohon yang baik, pasti menghasilkan buah yang baik (Mat 7:15-20). Moral yang baik merupakan dampak dari kehidupan rohani yang baik (Ef 2:10).

Percaya dan menerima Kristus dalam hati merupakan syarat mutlak untuk bertaqwa kepada Allah di dalam Kristus. Tetapi, apakah artinya bertaqwa kepada Allah (2 Kor 5:14-15). Ketaqwaan kepada Allah dilakukan melalui pengabdian kita kepada sesama. Dengan kata lain siap menjadi garam dan terang dunia sebagaimana pesan Kristus (Mat 5:13-16).

Singkatnya, hidup di dalam Kristus adalah hidup yang telah mengalami transformasi (Yoh 14:15-17,23), dan sekaligus menjadi transformator bagi dunia di sekeliling kita, baik itu di rumah tangga, tempat tugas atau kerja, lingkungan sekitarnya, dll!





jokes..................................

Tukang Cukur

Seperti biasanya, seorang laki-laki, sebut saja John, datang ke sebuah salon untuk memotong rambut dan jenggotnya. Ia pun memulai pembicaraan yang hangat dengan tukang cukur yang melayaninya. Berbagai macam topik jadi pilihan, hingga akhirnya TUHAN jadi pokok pembicaraan. “Hai Tuan, saya ini tidak percaya kalau TUHAN itu ada seperti yang Anda katakan tadi,” ujar si Tukang Cukur. Mendengar ungkapan itu, John terkejut dan bertanya, “Mengapa Anda berkata demikian?” “Mudah saja, Anda tinggal menengok ke luar jendela itu dan sadarlah bahwa TUHAN itu memang tidak ada. Tolong jelaskan pada saya, jika TUHAN itu ada, mengapa banyak orang yang sakit? Mengapa banyak anak yang terlantar? Mengapa banyak sekali kejahatan dan penderitaan? Jika TUHAN itu ada, tentu tidak ada sakit dan penderitaan. TUHAN seperti apa, yang mengijinkan semuanya itu terjadi…?” ungkapnya dengan nada yang tinggi. John pun berpikir tentang apa yang baru aja dikatakan si Tukang Cukur. Namun, ia sama sekali tidak memberi respon agar argument tersebut tidak lebih meluas lagi. Ketika si Tukang Cukur selesai melakukan pekerjaannya, John pun berjalan ke luar dari salonnya. Baru beberapa langkah ia berpapasan dengan seorang laki-laki berambut panjang dan jenggotnya pun lebat. Sepertinya ia sudah lama tidak pergi ke Tukang Cukur dan itu membuatnya tidak rapi. John kembali masuk ke dalam salon dan kemudian berkata kepada si Tukang Cukur, “Tukang Cukur itu memang tidak ada!” Sang Tukang Cukur pun terkejut dengan perkataan John tersebut. “Bagaimana mungkin mereka tidak ada? Buktinya saya adalah Tukang Cukur. Saya ada di sini dan saya adalah seorang Tukang Cukur!” sanggahnya. John kembali berkata tegas, “Tidak, mereka (tukang cukur) memang tidak ada. Kalau mereka ada, tidak mungkin ada orang yang berambut panjang dan berjenggot lebat seperti contohnya pria di luar itu!” “Ah, Anda bisa saja… Tukang Cukur itu selalu ada di mana-mana. Yang terjadi pada pria di luar itu adalah bahwa dia tidak mau datang ke salon saya untuk dicukur,” jawabnya tenang sambil tersenyum. “ “Tepat!” tegas John, “Itulah poinnya. TUHAN itu ada. Yang terjadi pada umat manusia adalah karena mereka tidak mau datang mencari dan menemui-Nya. Itulah sebabnya mengapa tampak begitu banyak penderitaan dan kejahatan di seluruh muka bumi ini, bukan…?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar